Senin, 19 Mei 2014

Supplier Pupuk Kapur Dolomite Npk Urea ZA di Palopo Sulawesi Selatan

Ready Pupuk NPK Dolomite KCL UREA di Palopo Hubungi edy 0812.3154.4955 pin:2B8B52E6 GRATIS SAMPLE.

cara pemesanan :
minimal order 20 ton
melayani pengiriman seluruh indonesia
hubungi edy 0812.3154.4955 pin:2B8B52E6
http://marketingpupuk.blogspot.com/2014/05/jual-pupuk-dolomite-npk-organik-urea-di.ht

ml

Distributor Pupuk Npk Dolomite Urea KCL Di Pare Pare Sulawesi Selatan

Ready Pupuk NPK Dolomite KCL UREA di Makassar Hubungi edy 0812.3154.4955 pin:2B8B52E6 GRATIS SAMPLE.



cara pemesanan :

minimal order 20 ton

melayani pengiriman seluruh indonesia

hubungi edy 0812.3154.4955 pin:2B8B52E6

http://marketingpupuk.blogspot.com/2014/05/jual-pupuk-dolomite-npk-organik-urea-di.html





Jual Pupuk Dolomite NPK Organik Urea Di Makassar Sulawesi Selatan

Ready Pupuk NPK Dolomite KCL UREA di Makassar Hubungi edy 0812.3154.4955 pin:2B8B52E6 GRATIS SAMPLE.



cara pemesanan :

minimal order 20 ton

melayani pengiriman seluruh indonesia

hubungi edy 0812.3154.4955 pin:2B8B52E6







Jual Pupuk Batu Kapur Super Dolomite Di Flores Timur NTT

Ready Pupuk NPK Dolomite KCL UREA di FLORES Hubungi edy 0812.3154.4955 pin:2B8B52E6 GRATIS SAMPLE.



cara pemesanan :

minimal order 20 ton

melayani pengiriman seluruh indonesia

hubungi edy 0812.3154.4955 pin:2B8B52E6










Distributor Pupuk Super Dolomite Di Palangkaraya Kalimantan Tengah

Ready Pupuk NPK Dolomite KCL UREA di Alor Hubungi edy 0812.3154.4955 pin:2B8B52E6 GRATIS SAMPLE.



cara pemesanan :

minimal order 20 ton

melayani pengiriman seluruh indonesia

hubungi edy 0812.3154.4955 pin:2B8B52E6








Jual Pupuk Npk Murah Di Alor Nusa Tenggara Timur | 081231544955

Sabtu, 17 Mei 2014

Agen Pupuk Pertanian Super Dolomite Murah di Ende Nusa Tenggara Timur

Ready pupuk pertanian super dolomite di Ende NTT hubungi edy 0812.3154.4955 pin:2B8B52E6 HARGA MURAH BERKUALITAS.

info produk :
persiapan pengiriman super dolomite

cara pemesanan :
hubungi edy 081231544955 pin:2B8B52E6
minimal order 20 ton
melayani pengiriman sleuruh indonesia
terbuka peluang untuk menajdi agen


Link Kami :
jual pupuk perkebunan NPK murah di alor nusa tenggara timur
distributor pupuk pertanian organik granul murah di kupang nusa tenggara timur
supplier pupuk perkebunan urea murah di manggarai nusa tenggara timur

Supplier Pupuk Perkebunan Urea Murah di Manggarai Nusa Tenggara Timur

distributor pupuk perkebunan urea di Manggarai NTT hubungi edy 0812.3154.4955 pin:2b8B52E6 HARGA MURAH.

info produk :
contoh brosur produk kami 

cara pemesanan :
minimal order 20 ton
melayani pengiriman seluruh indonesia
hubungi edy 0812.3154.4955 pin:2B8B52E6
terbuka peluang untuk menajdi agen

Link Kami :
Agen pupuk pertanian super dolomite murah di ende nusa tenggara timur
jual pupuk perkebunan npk murah di alor nusa tenggara timur
distributor pupuk pertanian organik granul murah di kupang nusa tenggara timur

Distributor Pupuk Pertanian Organik Granul Murah di Kupang Nusa Tenggara Timur

agen pupuk pertanian organik granul di Kupang Hubungi edy 0812.3154.4955 pin:2B8B52E6 HARGA MURAH BERKUALITAS.

info produk :
contoh produk pabrik kami 

cara pemesanan :
minimal order 20 Ton
hubungi edy 0812.3154.4955 pin:2B8B52E6
melayani pengiriman seluruh indonesia
terbuka peluang untuk menjadi agen 


Link Kami :
Supplier pupuk perkebunan urea murah di manggarai nusa tenggara timur
agen pupuk pertanian super dolomite murah di ende nusa tenggara timur
jual pupuk perkebunan npk murah di alor nusa tenggara timur

Jual Pupuk Perkebunan NPK Murah di Alor Nusa Tenggara Timur

Ready pupuk Perkebunan npk murah di Alor Hubungi edy 0812.3154.4955 pin:2B8B52E6 GRATIS SAMPLE.

info produk :
gudang penyimpanan pupuk perkebunan NPK

cara pemesanan :
hubungi edy 0812.3154.4955 pin:2B8B52E6
minimal order 20 Ton
melayani pengiriman seluruh indonesia

Link Kami :
Distributor Pupuk Pertanian Organik Granul Murah di Kupang Nusa Tenggara Timur
Supplier Pupuk perkebunan Urea Murah di Manggarai Nusa Tenggara Timur
Agen pupuk pertanian super dolomite Murah di Ende Nusa Tenggara Timur

Kedelai Raksasa Dengan Pupuk Mikroba Google Bio P2000Z

PENGEMBANGAN  KEDELAI DENGAN BIOTEKNOLOGI 
PADA TANAH MASAM DI DAERAH TRANSMIGRASI   
Oleh:  Ali Zum Mashar

A. Kesesuaian Lahan Transsmigrasi  Untuk Mendukung Produksi Kedelai
Peningkatan jumlah penduduk yang pesat  (laju pertumbuhan berkisar 1,6% -1,7%) setiap tahunnya jika tidak diikuti  dengan peningkatan produksi pangannya akan menimbulkan rawan pangan nasional akibat kesenjangan yang terus melebar antara kebutuhan dan ketersediaan pangan.  Semakin menyempitnya lahan  subur beririgasi di pulau Jawa karena beralih fungsi  pemukiman dan industri sebesar 100.000 ha per tahun, kesuburan lahan produktif yang semakin menurun akibat salah kelola menjadi ancaman  serius bagi  kekurangan bahan pangan  penduduk di Indonesia; apalagi 60 % produksi pangan masih bergantung dari Pulau Jawa dan impor.  
Kedelai sebagai pangan strategis impornya semakin meningkat hingga lebih dari 70 % karena kebutuhannya terus meningkat tetapi ketersediaan produksi di dalam negeri semakin menurun akibat penurunan lahan kedelai yang pada umumnya  di pulau Jawa yang saat ini banyak terkonversi ke peruntukan non pertanian dan produksi non kedelai.  Oleh karena itu diperlukan solusi, dan pengembangan kedelai di daerah  Transmigrasi merupakan pilihan yang tepat untuk tujuan  di atas.  Pengembangan kedelai di daerah transmigrasi menjadi harapan yang besar bagi pembangunan ketahanan pangan nasional sekaligus sebagai penyedia lapangan kerja untuk  menekan angka pengangguran dan kemiskinan melalui percepatan pembangunan pertanian modern berteknologi yang mensejahterakan masyarakat di sekitar kawasan transmigrasi. 
Melakukan peningkatan produksi kedelai di luar Pulau Jawa bukanlah hal yang sederhana karena keterbatasan infrastruktur pendukung dan teknologi khusus yang cocok untuk diterapkan.  Selain itu lahan transmigrasi  di luar Jawa pada umumnya di dominasi oleh  tanah  masam  yaitu tanahnya bereaksi asam dengan pH  4,0 – 5,5.  Pada  lahan bukaan baru yang asalnya dari tanah rawa, pasang surut dan gambut banyak dijumpai tanah sangat asam  yang ber pH 3,0 yang mengandung asam sulfat berlebih.   Sifat asam tanah ini diakibatkan oleh sifat dasar  unsur mineral  tanah yaitu  unsur Al (Alumunium), Fe (Besi) dan Cu (Tembaga) dalam kadar yang berlebih dan juga asam organic berlebih hasil dekomposisi an aerobic bacteria.  Proses dekomposisi bahan organic pada tanah berbahan organik tinggi seperti pada tanah gambut  yang dalam proses dekomposisinya akan mengusir dan mengeluarkan unsur (Kalsium) CaO dari dalam tanah sehingga memacu kemasaman tanah.   Tanah jenis ini banyak dijumpai di daerah transmigrasi di Kalimantan  dan sumatera.  Sedangkan jenis tanah masam yang lain seperti di  Sulawesi dan Papua, tanah masam  dijumpai di daerah  sekitar tambang yang kaya mineral  nikel, besi dan tembaga tanah  tanah mineral jenis PMK (Posolik Merah Kuning).
Tanah  masam  menyebabkan penurunan produktivitas lahan dan hasil tanaman karena:
1. Menjadi anasir penghambat  ketersediaan unsur hara bagi tanaman yang berimbang, 
2. Meningkatkan dampak unsur beracun dalam tanah, 
3. Mempengaruhi fungsi penting biota tanah yang bersimbiosis dengan tanaman seperti MENGHAMBAT fiksasi nitrogen oleh BAKTERI Rhizobium
4. Menurunkan hasil tanaman sehingga optimal- maksimal tanaman tidak tercapai,
Akbat tanah masam berdampak langsung pada produktivitas tanaman produksi kedelai di daerah transmigrasi  masih rendah,  0,6 – 0,8 ton/ha.
 Kementerian Transmigrasi  memiliki pengalaman dan keahlian dalam membuka lahan baru  dan menempatkan/menyediakan  tenaga kerja yang nantinya mempelopori pertanian pangan di luar jawa, telah terbukti menjadi lumbung pangan di luar Jawa.  Apalagi jika pengelolaan lahan transmigrasi dioptimalisasi dengan menerapkan teknologi yang tepat maka lahan  lebak dan pasang surut dan tanah masam diluar jawa melalui transmigrasi dapat  manfaatkan secara produktif sehingga dapat menjadi terobosan untuk memacu produksi pangan seperti kedelai.
Disadari bahwa dengan pengelolaan secara konvensional oleh transmigran produktivitas di lahan transmigrasi masih rendah. Berbagai upaaya yang telah dilakukan melalui berbagai paket usaha tani termasuk mencari dan memanfaatkan varietas  yang berpotensi hasil tinggiketahanan terhadaap hama/penyakit tertentu, toleransi terhadap cekaman kekeringan dan sifat-sifat tertentu lainnya dan cara pemupukan serta pemberian amelioran kapur agar produksi dapat ditingkatkan.  Namun setelah diterapkan di daerah transmigrasi terjadi kesenjangan produktivitas yang masih di bawah produksi rata-rata nasional. Rendahnya produktivitas di daerah transmigrasi disadari akibat dari banyaknya anasir di dalam tanah,seperti pH yang rendah, tanah beracun, bahan organik yang tidak seimbang maupun  lingkungan mikro ekosistem yang  kurang ideal bagi tanaman  yang bersangkutan.  Tentunya  untuk mendapatkan hasil maksimal, tanaman memerlukan persyaratan-persyaratan khusus yang “Presisi” dalam budidaya seperti perlunya kesuburan lahan, pemupukan, mengamankan dari OPT dan/atau perlakuan lainnya.  
Pemanfaatan jasa bioteknologi mikrobial menjadi alternatif solusi yang  ideal dalam  membangun kesuburan lahan baru yang paling murah dan cepat. Meskipun pada dasarnya jasad renik yang dimanfaatkan itu telah ada di alam, namun karena proses land clearing dan pembakaran lahan keberadaan mereka menjadi tidak seimbang lagi.  Akibatnya tanah yang baru dibuka menjadi sakit dan “Stress” yang perlu ditangani segera agar segera dapat dimanfaatkan.   
Cara biologi/hayati mendasarkan pada prinsip membangun kesetimbangan hubungan mikro ekologis yang seimbang  antara kehidupan biologis  dan  sifat fisik-kimia tanah dimana hadirnya keragaman mikrobia  penggerak kesuburan tanah  yang saling berinteraksi dan bersimbiosis akan menjadi “mesin” pengatur, pembangun dan meremediasi tanah menjadi kembali normal dan sesuai untuk tumbuh kembang tanaman budidaya.  Membangun kesuburan biologis ini adalah cara revolusioner yang baru-baru ini mulai disadari dan menjadi landasan pertanian berkelanjutan dalam menjaga kesuburan tanah yang berkelanjutan dan aman serta ramah lingkungan
Menebar mikroba unggul bermanfaat tersebut ternyata efektif dalam mengembalikan dan meningkatkan kesuburan lahan yang sakit. Terciptanya kesetimbanngan mikrobiologis dari sekumpulan mikroorganisme unggul yang tumbuh hidup bersinergi  ini akan meningkatkan pH tanah secara alami,  mengatur  dan memperbaiki sifat kesuburan fisik tanah menjadi lebih baik antara lain dengan meningkatnya unsure organic tanah yang secara langsung memperbaiki agregasi  tanah menjadi lebihkompak,  tanah lebih gembur dan meningkat  kemampuan  menyimpan air dan sirkulasi oksigen yang lebih baik.  Teknologi mikroba yang  mampu merekayasa tanah bermasalah menjadi tanah produktif untuk pertanian telah tersedia dengan kemampuan memperbaiki dan meningkatkan kesuburan tanah dan produksi  tanaman mencapai hasil yang maksimal.  Teknologi tersebut  dikenal dengan teknologi “mikroba google” atau dikenal dengan teknologi Bioperforasi.  Pupuk hayati  Bio P 2000 Z  adalah salah satu  produk yang telah direkomendasi untuk swasembada kedelai dalam kesimpulan keputusan  rapat komisi V DPR RI. 
B. Teknologi Mikroba Google  dalam Mendukung Pengembangan Kedelai Transmigrasi
Teknologi mikroba Google Bio Perforasi memiliki keunggulan bekerja secara komprehenship membentuk dan mengkondisikan keseimbangan ekologis alamiah melalui sekumpulan jasa mikro-organisme unggul berguna yang dikondisikan, bersinergi dengan mikroba alami indogenus dan nutrisi; dan dengan menggunakan prinsip “mem-bioperforasi“ secara alami oleh zat inorganik, organik dan biotik pada mahluk hidup (seperti tanaman) sehingga memacu dan/atau mengendalikan  pertumbuhan dan produksinya.  Ternyata dengan sistem demikian  masalah  tersumbatnya  produksi komoditi pertanian dapat dipecahkan.
Efek sinergi tersebut diwujudkan dalam bentuk : (1) diredamnya faktor penghambat tumbuh kembang tanaman yang dijumpai dalam tanah, (2) adanya produksi senyawa bio-aktif seperti enzim, hormon, senyawa organik, dan energi kinetik yang memacu metabolisme tumbuh kembang akar dan bagian atas tanaman, (3) fotosintesis makin efisien karena jalur reaksi Hill teraktifkan, (4) fixasi nitrogen non-simbiotik dan simbiotik meningkat, (5) pasok dan penyerapan hara oleh akar makin efesien, lancar, dan berimbang, (6) ketahanan internal terhadap hama dan penyakit meningkat, dan (7) produksi dan mutu hasil meningkat.
Melalui jasa mikro-organisme “mikroba google”, faktor pembatas  produksi dan kendala tumbuh asal tanah dan lingkungan dapat direndam sehingga tanaman dapat dipacu berproduksi tanpa menggangu hasil rekayasa konstelasi genetik yang telah dimiliki tanaman sebelumnya.  Produk teknologi “mikroba google” adalah pupuk hayati Bio P2000Z, pupuk organik PHOSMIT dan NPK organik Plus FERRE SOIL yang sangat dianjurkan untuk mengatasi rendahnya produksi khususnya di tanah masam sesuai kaidah ternyata mampu mendongkrak potensi produksi kedelai
1.   Penyubur Pada Tanah Pertanian di Daerah Transmigrasi.
Penerapan Bio P 2000 Z di daerah-daerah transmigrasi seperti di lahan Gambut, Lebak, Pasang surut yang memiliki pH masam (pH 3 – 4,5)   mampu mengubah biokimia tanah dan meningkatkan pH menjadi pH 6,5 tanpa pengapuran. Padahal  dengan cara konvensional  untuk menetralkan  kemasaman tanah dibutuhkan kapur 10 – 17 ton/ha yang tidak hanya mahal dalam bahan tetapi juga berat aplikasinya di lapangan.  Tetapi hanya dengan menyemprotkan/menyebarkan mikroba  Google  tidak hanya murah/hemat dalalam biaya tetapi juga lebih mudah dan praktis dalam opreasionalnya, pH stabil secara alami (berkesinambungan) dan produktivitas tanaman yang meningkat juga langsung dapat dirasakan manfaatnya karena lahan menjadi semakin subur.   
2.   Peningkatan produktivitas pada Tanaman Kedelai di daerah Transmigrasi.
Penerapan mikroba Google  pada Kedelai  telah melalui  berbagai uji dari penelitian dasar dan pengembangan penelitian serta telah dilakukan percobaan-percobaan yang intensif dan teliti dalam skala ekonomis.  Di Balai pelatihan transmigrasi Kalteng  pada tahun 1999 aplikasi teknologi ini terbukti menghasilkan produktivitas kedelai rata-rata 3,4 ton/ha yang anggapan sebelumnya adalah hal yang mustahil  karena tanahnya didominasi oleh pasir kuarsa yang bersidat asam.  Uji coba  lanjut yang dilakukan bersama petani di kebun percobaan dihasilkan rata-rata  dari uji petak perlakuan diperoleh hasil sebesar  2,5 - 6,5 ton/ha (telah di ekspose Sinar Tani edisi 17 Maret 1999).  Di  lahan masam gambut, sulfat masam dan berpirit di PLG Kapuas teknologi ini diujicobakan  sejak tahun 1998-2000 dan terbukti mampu meningkatkan  produksi lebih dari 250% dari rata-rata setempat.  Bahkan dalam pemberdayaan  transmigran di  lahan  kritis ber tipe tanah marginal pasir  kuarsa (di Palangka Raya  dan UPT  Sei Gohong)  mampu memberikan hasil produksi kedelai  dengan kisaran hasil  mencapai hasil  3,8  ton/ha  jauh lebih tinggi dari hasil cara konvensional cara transmigran setempat  hanya mampu 0,4 - 0,6  ton/ha.  

BAGAIMANA  CARA  BUDIDAYA  KEDELAI  DENGAN TEKNOLOGI   BIO PERFORASI  (BIO P 2000 Z)      ?        

Hasil ujocoba  pengembangan kedelai seluas 50 ha  pada penanaman bulan Juni 2000 di lahan Gambut PLG Kapuas Kalteng dan lahan pasang surut bergambut Masuji-Lampung  telah dipanen oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dengan produksi rata-rata 2,5 ton/ha hingga mencapai 5,1 ton/ha dari penanaman 300 ha.  Penanaman kedelai dilakukan pula di Air Kubang Padang, Musi Banyuasin – Palembang pada lahan pasang-surut mampu menghasilkan 4,2 ton/ha sementara bila dibandingkan rata-rata umum produksi konvensional di PLG  hanya 0,6 - 0,8 ton/ha. Di Majalengka (2001) 3,2 – 3,8 ton/ha; potensi di hamparan perak Sumut 3,5 – 5 ton/ha dari rata-rata umum setempat 0,8 – 1 ton/ha serta panen di Tanjung Morawa-Deli Serdang (Sumut, 21 juni 2001) berhasil di ubin oleh wakil gubernur  mencapai panen dengan hasil 2,58 – 4,16 ton/ha pada varietas kedelai lokal kipas putih.   Untuk kedelai edamame basah,  potensi  yang dihasilkan 8 -11 ton/ha dibanding  rata-rata umum petani 4 - 5 ton/ha basah  (hasil penerapan di parung-bogor). 
Di Jambi (Agustus 2002) di Tanjung Jabung Timur (Eks. Transmigrasi), telah di Panen Gubernur Jambi hasil rata-rata mencapai 3,5 ton/ha  (2,6 ton/ha – 4,6 ton/ha) dari kedelai uji coba 100 Ha bahkan teknologi ini telah diterapkan oleh petani diuntuk ternak, ikan dan tanaman lainnya. 
Di Musi Rawas (eks daerah transmigrasi)  telah dilakukan demfarm bersama LIPI dan Pemda setempat yang  dipanen pada tanggal 23 Juli 2004  oleh Dirjen BP.Tan Pangan, Ketua LIPI, Yayasan Adamalik Centre menunjukkan hasil produktivitas yang tinggi yaitu 2,5 ton/ha – 3,3 ton/ha lebih tinggi dari cara biasanya  yaitu 0,8 – 1,2 ton/ha.  Atas keberhasilan ujicoba ini maka Bupati Musi Rawas  mencanangkan penanaman kedelai 1000 ha di daerah tersebut saat ini. 
Penerapan teknologi mikroba google Bio P 2000 Z dilakukan juga oleh dirjen bina produksi tanaman pangan Deptan RI  dalam program Proksi Mantap dan Bangkit Kedelai sejak tahun 2002 telah dilakukan pengujian teknologi produktivitas ini seperti di BBI Bedali Lawang Malang, Bio P 2000 Z diujicobakan pada varietas kedelai Slamet, Willis, Mahameru dan Anjasmoro, ternyata menunjukkan peningkatan hasil 200 % dari control yaitu rata-rata 3,1 ton/ha.   Ujicoba maupun uji komersial lain juga telah dilakukan di daerah-daerah  sentra kedelai seperti di banyuwangi Jawa Timur ( 1.300 Ha), di Grobogan Jateng 3.000 Ha, dan daerah transmigrasi di Lombok NTB, Gorontalo, Makassar (Sulsel), Sulawesi Tengah (Luwu, morowali),  Maluku Tengah, Nabire dan Merauke (Papua) yang telah mencapai puluhan ribu hektar semuanya menunjukkan pelipat gandaan hasil yang significan. 
Teknologi mikroba google Bio Perforasi berpotensi untuk peningkatan produksi kedelai  mencapai 5 - 6 ton/ha  namun dalam skala terbatas (skala laboratorium lapangan)  bahkan dalam konsisi yang ideal  Teknologi mikroba google dapat mengeksitasi pertumbuhan dan produksi kedelai tumbuh  tinggi mencapai 280 – 320 centimeter (seperti pohon) dengan lebat polong 1800 – 2300 polong/tanaman; pada tahun 2003 berhasil dikembangkan kembali pada kedelai lokal sehingga mencapai ketinggian tanaman  4,5 meter dan kedelai edamame 2,40 meter dengan buah yang cukup lebat (dokumentasi terlampir). Sedangkan penanaman kedelai dengan cara konvensional (menggunakan cara aplikasi bakteri Rhizobium) di lokasi yang sama kedelai tumbuh hanya mencapai tinggi= 6,5 cm dan polong= 20–75 polong /tanaman, dan untuk kedelai edamame hanya setinggi 40 – 55 cm dengan buah kurang dari 50 polong  per tanaman.   Bukti-bukti keberhasilan penerapan skala ekonomi teknologi  mikroba google dan kronologis  terlampir.

LAMPIRAN  BUKTI  LEGITIMASI  FORMAL  TEKNOLOGI  MIKROBA GOOGLE  (BIOPERFORASI)
  
Pengujian pada skala ekonomi yang layak di areal pengembangan sebagai legitimasi keterujian hasil produktivitas tanaman pangan yang diperlakukan dengan penerapan teknologi Bio P 2000 Z di beberapa daerah pengembangan pangan potensial dan bertipe lahan  marginal di Indonesia:
a. Tulang Bawang Lampung  tanggal 31 - 08 - 00 kerjasama  dengan Depnaker & Transmigrasi diPanen oleh MENAKERTRANS    Bp.Alhilal Hamdi & Gubernur   Lampung Bp. Oemarsono pada Kedelai dengan hasil produksi 2,5 – 5,2 t/ha.
b. Kalimantan Tengah tanggal 16 - 09 - 00 kerjasama dengan Departemen Tranmigrasi. pada Kedelai  hasil 2,1 – 3,92 t/h.
c. Sumatera Utara tangal 21- 06 - 01 oleh PT. Pembangunan Graha Lestari, diPanen oleh Wakil Gubernur Sumatera Utara dan Kepala Dinas Tingkat I  Sumut pada Kedelai, hasil 4,16 t/h
d. Kec. Kali Jati Subang tanggal 03 - 02 Kerjasama dengan Bp. Supriadi ( TNI AU ) pada Jagung  8,4 – 12 t/ha dan Padi dengan hasil 8 - 12 t/ha.
e. Kab. Tanjung Jabung Timur, tanggal 22 - 08 - 02 oleh Pemerintah Daerah Propinsi Jambi diPanen oleh Gubernur Jambi Bp.Zulkifli  Nurdin, Ketua BAPPEDA dan Kepala Dinas Pertanian Tk. I Prop. Jambi pada Kedelai  dengan hasil 2,6 – 4,6 t/h.
f. Kec. Klari, Karawang tanggal 13 - 10 - 03 Program Kemitraan Petani & Swasta didukung oleh Deperindag diPanen oleh Menteri Perindustrian dan Perdagangan Ibu Rini Suwandi pada Kedelai dengan hasil 3,6 t/h. 
g. Kab. Banyuwangi tanggal 14 - 01- 02, Program Kemitraan LPM Unv.Jember, PT. ASI dan PT. Alami diPanen oleh Dirjen Tanaman Pangan, Direktur Kabi,Direktur Perbenihan, Dir.Perluasan Areal,  KaDistan Jatim, Kedelai dengan hasil 3,2 – 4,0 t/ha.
h. BBI Bedali Lawang, Malang tanggal 24 - 02 - 04 Deptan. Prop. Jawa Timur dipanen oleh Direktur Kabi Bp.  Manurung & Kepala Dinas Tk I Jatim. Kedelai dengan hasil 2,5 – 2,8 t/ha
i. Sukamandi  Kab. Subang tanggal 06 - 09 - 04 Kerjasama dgn Petani SHS, Padi dengan hasil 5,6 – 8 1 t/ha
j. Kec. Weru Kab. Sukoharjo tanggal 26 - 01- 05 oleh Deptan. Sukoharjo dipanen oleh Dirjen Tanaman Pangan   Bp.Jafar Hafsah & WaBup Sukoharjo pada Kedelai  dengan hasil 2,45 – 3,82 t/ha.
k. Cileungsi  Kab. Bogor tanggal02 - 05 Demplot Kebun Jagung dengan hasil 9,5 – 12  t/ha.
l. Sadatani Serang Banten tanggal 27 – 07 - 06 Kemitraan dan Percontohan 60 Ha Padi Hibrida dengan hasil 7 – 10,5 t/ha.
m. Ogan Ilir, Sumsel tanggal 06 – 11 - 06 oleh Depnakertrans perdana kedelai dan Padi di KTM Trans di UPT Parit  dipanen oleh Menakertrans, Gub. Sumsel, Bupati OI dan Para Dirjen Trans. dalam pencanangan KTM Trans Kedelai dengan hasil  3,2 t/ha dan padi dengan hasil 7,9 t/ha.
n. Sipahutar Taput, tanggal  10 – 11 - 06 Percontohan Coorporate Farm Estate di GH Simarhompa, Sipahutar Jagung dengan hasil 8 - 11 t/ha, Nanas dengan hasil 50 - 75 t/ha.
o. Toba Samosir Sumatera Utara tanggal 3 – 03 - 2008 Kemiteraan Bioteknologi DEL Petani dan Pemda  Tobasa Jagung (37 ha) Padi hibrida, dengan hasil 10 -12,4 t/ha.
p. Morowali Sulawesi Tengah tanggal 27 – 04 - 2008 Kemiteraan CSR PT. Bintangdelapan Mineral dengan Petani pada Kedelai dengan hasil 2,7 – 3,4 t/ha.
1. Dharmasraya Sumatera Barat, tanggal 9 – 12 - 2008 Kemiteraan CSR PT Semen Padang dengan Pemkab dan Petani Bukit Mindawa dipanen: oleh Presiden RI. Susilo Bambang Yudoyono (SBY)  pada Padi  dengan hasil 7 - 9  t/ha.
q. Serang banten tanggal 3 Maret 2009.  Kemitraan Produksi perbenihan dengan BPSB Serang banten dipanen oleh Kadistan Provinsi banten dan Ka.BPSB pada padi unggul Nasional (IR64, Ciherang) dengan hasil  8 - 16 ton/ha.
r. Green House P4B Cianjur 20 ha hortikultura, tanggal  9 Januari 2009.  Edamame dan Industri Sayur Segar  hidroponik, aeroponik dan organic untuk ekspor dan supermarket di Jakarta, launching kemitraan pemberdayaan UKMK,  dipanen dan dikunjungi  oleh Menegkop dan UKM .

Tidak Efektif Penggunaan Pupuk Bakteri Berbasis Rhizobiom Pada Tanah Masam Di Daerah Transmigras



A. KARAKTER LAHAN TRANSMIGRASI
Lahan transmigrasi di luar Jawa pada umumnya di dominasi oleh tanah masam yaitu
tanahnya bereaksi asam dengan pH 4,0 – 5,5. Pada lahan bukaan baru yang asalnya dari tanah
rawa, pasang surut dan gambut banyak dijumpai tanah sangat asam yang ber pH 3,0 yang
mengandung asam sulfat berlebih. Sifat asam tanah ini diakibatkan oleh sifat dasar unsur
mineral tanah yaitu unsur Al (Alumunium), Fe (Besi) dan Cu (Tembaga) dalam kadar yang
berlebih dan juga asam organic berlebih hasil dekomposisi an aerobic bacteria. Proses
dekomposisi bahan organic pada tanah berbahan organik tinggi seperti pada tanah gambut yang
dalam proses dekomposisinya akan mengusir dan mengeluarkan unsur (Kalsium) CaO dari
dalam tanah sehingga memacu kemasaman tanah. Tanah jenis ini banyak dijumpai di daerah
transmigrasi di Kalimantan dan sumatera. Sedangkan jenis tanah masam yang lain seperti di
Sulawesi dan Papua, tanah masam dijumpai di daerah sekitar tambang yang kaya mineral nikel,
besi dan tembaga tanah tanah mineral jenis PMK (Posolik Merah Kuning).
Akibat Tanah Masam Pada Pertanian Tanaman Pangan
Tanah masam menyebabkan penurunan produktivitas lahan dan hasil tanaman karena:
1. Menjadi anasir penghambat ketersediaan unsur hara bagi tanaman yang berimbang,
2. Meningkatkan dampak unsur beracun dalam tanah,
3. Mempengaruhi fungsi penting biota tanah yang bersimbiosis dengan tanaman seperti
MENGHAMBAT FIKSASI NITROGEN OLEH BAKTERI RHIZOBIUM
4. Menurunkan hasil tanaman sehingga optimal- maksimal tanaman tidak tercapai,
Akbat tanah masam berdampak langsung pada produktivitas tanaman produksi di daerah
transmigrasi seperti pada komoditas tanaman pangan (padi, jagung dan kedelai). Tanpa
intervensi teknologi secara khusus produktivitas tanaman pangan di daerah transmigrasi yang
bertanah masam rata2 rendah. Sejak penempatan transmigrasi tahun pertama penempatan T+1
sampai tahun kelima penyerahan T+5 rata-rata produksi tanaman pangan masih rendah, seperti
padi berkisar 1,5 - 3,5 ton/ha, jagung 2 – 4 ton/ha dan kedelai 0,6 – 0,8 ton/ha. Potensi
produksi ini masih bisa ditingkatkan apabila keasaman tanah dapat diatasi dan perbaikan teknik
budidaya dengan menerapkan teknologi dan cara-cara budidaya yang tepat.
Cara Mengatasi Tanah Masam Untuk Pertanian
Pada prinsipnya ada dua cara mengatasi tanah masam agar dapat dimanfaatkan untuk
usaha pertanian yang produktif yaitu cara kimia dan cara biologi.
1. Cara kimia
Cara kimia merupakan salah satu upaya pemecahan masalah kesuburan tanah dengan
menggunakan bahan-bahan kimia buatan yaitu:
a. Pengapuran yang tujuan untuk:
a) Menaikkan pH tanah tetapi tidak dapat bertahan lama, karena tanah mempunyai sistem
penyangga, yang menyebabkan pH akan kembali ke nilai semula setelah beberapa waktu
berselang.
b) Meningkatkan Kapasitas Tukar Kation (KTK) tetapi segera hilang dengan kembalinya
penurunan pH tanah
c) Menetralisir Al yang meracuni tanaman, tetapi karena Al berada di lapisan dalam tanah
dan sifat Ca yang kurng mobil sehingga perlu tambahan tenaga membenamkan dan
menyebabkan pemadatan tanah. Jika menggunakan dolomite yang mengandung Mg,
kelebihannya mengganggu kesetimbangan makro-mikro hara yang lain seperti defisiensi
seperti K
b. Pemupukan: penambahan unsur hara merupakan jalan termudah dan tercepat dalam
menangani masalah kahat hara. Unsur hara yang diberikan dalam bentuk kation mudah sekali
tercuci sehingga pemupukan pada tanah masam perlu hati hati, baik waktu, cara aplikasi dan
dosis yang tepat. jika tidak tepat justru tidak memberikan manfaat peningkatan produksi
yang berarti.
2. Cara Biologi
Cara biologi/hayati mendasarkan pada prinsip membangun kesetimbangan hubungan
mikro ekologis yang seimbang antara kehidupan biologis dan sifat fisik-kimia tanah dimana
hadirnya keragaman mikrobia penggerak kesuburan tanah yang saling berinteraksi dan
bersimbiosis akan menjadi “mesin” pengatur, pembangun dan meremediasi tanah menjadi
kembali normal dan sesuai untuk tumbuh kembang tanaman budidaya. Membangun kesuburan
biologis ini adalah cara revolusioner yang baru-baru ini mulai disadari dan menjadi landasan
pertanian berkelanjutan dalam menjaga kesuburan tanah yang berkelanjutan dan aman serta
ramah lingkungan.
Sudah banyak bukti dengan ditemukan dan diketahuinya peran kerja konsorsium
mikroorganisme multi fungsi dari strain2 tertentu akan yang secara sinergistik dapat
membangun kesuburan tanah yang “sakit/ekstrim bermasalah” seperti peranannya dalam
memproduksi dan menyediakan unsur hara organic baik berupa asam amino maupun sakarida
sederhana dan alkoholik yang mudah diserap tanaman dalam memenuhi kebutuhan energi dan
nutrisi tanaman; “memakan” unsur logam berat yang menyebabkan racun bagi tanaman dan
kemasaman tanah seperti Al, Fe, Mn, S, B, dll menjadi senyawa organic yang tidak berbahaya
bagi tanaman; menghasilkan senyawa bioaktif seperti enzim, hormone dan zat pengatur tumbuh
yang tidak bisa dikerjakan oleh fungsi pupuk kimia.
Kerja penyubur mikrobiologis inilah ”kunci” yang mengatur ketersediaan dan
kesetimbangan unsure hara pada tanah marginal secara berkelanjutan yang tidak bisa dikerjakan
dengan teknik pemupukan kimia yang konvensional. Terciptanya Kesetimbanngan
mikrobiologis dari sekumpulan mikroorganisme unggul yang tumbuh hidup bersinergi ini akan
meningkatkan pH tanah secara alami, mengatur dan memperbaiki sifat kesuburan fisik tanah
menjadi lebih baik antara lain dengan meningkatnya unsure organic tanah yang secara langsung
memperbaiki agregasi tanah menjadi lebihkompak, tanah lebih gembur dan meningkat
kemampuan menyimpan air dan sirkulasi oksigen yang lebih baik. Teknologi mikroba yang
mampu merekayasa tanah bermasalah menjadi tanah produktif untuk pertanian telah tersedia
dengan kemampuan memperbaiki dan meningkatkan kesuburan tanah dan produksi tanaman
mencapai hasil yang maksimal. Teknologi tersebut dikenal dengan teknologi “mikroba
google” atau dikenal dengan teknologi Bioperforasi.
B. EFEKTIFITAS RHIZOBIUM PADA PENGEMBANGAN KEDELAI
DI DAERAH TRANSMIGRASI
1. Karakteristik Bakteri Rhizobium
Rhizobium berasal dari dua kata yaitu Rhizo yang artinya akar dan bios yang berarti
hidup. Rhizobium adalah bakteri yang bersifat aerob, bentuk batang, gram negatif, koloninya
berwarna putih berbentuk sirkular, merupakan penambat nitrogen yang hidup di dalam tanah dan
berasosiasi simbiotik dengan sel akar legume (kacang-kacangan)membentuk bintil akar.
Sifat dari Rhizobium yang unik adalah sifat “setia” terhadap inangnya, SATU JENIS (STRAIN)
RHIZOBIUM HANYA DAPAT MENGINFEKSI SPESIFIK SATU JENIS TANAMAN
LEGUME. misalnya:
- Rhizobium phaseoli bersimbiosis dengan tanaman Kacang hijau
- Brady rhizobium spp bersimbiosis dengan tanaman Kacang tanah, Kacang gude
- Rhizobium japanicum bersimbiosis dengan tanaman Kacang kedelai
Bakteri pemfiksasi nitrogen selain Rhizobium adalah Azosphirillum, Azotobacter,
Bacillus, dll). Berbagai laporan hasil penelitian menyebutkan bahwa pada kondisi yang ideal
kemampuan fiksasi Rhizobium melebihi mikroorganisme-mikroorganisme pengikat nitrogen
yang lainnya, sehingga pada kondisi yang optimalnya mampu memenuhi 50%-75% kebutuhan
N tanaman legume. Akan tetapi karena bersifat simbiotiknya menginfeksi tanaman untuk hidup
dan berkembang bakteri rhizobium membutuhkan nutrisi yang diambil dari tanaman inangnya.
Hubungan simbiotinya dapat dipandang positif maupun negative; secara negative Bakteri
mengambil zat hara yang kaya energy dari tanaman inang sehingga kemampuan maksimal
tanaman untuk berproduksi akan berkurang, sedangkan segi positifnya tanaman inang
mendapatkan senyawa nitrogen dari bakteri untuk melangsungkan kehidupannnya sehingga
dapat menghemat pemupukan N.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja bakteri bintil akar pada Kedelai:
1. Sumber makanan (nutrisi organik utk bertahan dan sifat perakaran) sebelum
menginfeksi tanaman.
2. Mikroorganisme kompetitor di rizosfir terutama yg antagonis, krn dpt menghalangi
infeksi
3. Meningkatnya kekebalan tanaman karena sebab kondisi lingkungan tanaman
memproduksi antibiotik penghambat infeksi.
4. Lingkungan yang mempengaruhi hasil fotosintesis (hara, cahaya, air, luas daun, CO2) ,
pada fase pembentukan fase generatif karena kebutuhan energi dan nutrisi untuk tumbuh
dan bekerjanya fiksasi N Rhizhobium mengambil sebagian hasil fotosintesis
tanaman.
5. pH ideal untuk pertumbuhan dan fixasi N Rhizobium japonicum yang
bersimbiosis dengan tanaman kedelai menghendaki pH netral ± agak basa ( 6,5 –
8), pada tanah masam penggunaan rhizobium tidak efektif untuk meningkatkan
produksi kedelai.
6. Suhu yg disukai 20-28oC tetapi masing-masing jenis isolat berbeda tanggapnya terhadap
suhu
7. Senyawa residu racun herbisida, fungisida di tanah tidak disukai bakteri bintil akar,
pada tanah masam dimana Al, Zn dan Cl menjadi penghambat pertumbuhan dan
fixasi N oleh Rhizobium.
8. Ketersediaan P utk suplai energi; Mo utk kerja nitrogenase, Fe dan Co utk laghemoglobin
dan transfer elektron. Pada tanah masam unsur P dan Mo terkelat oleh Al sehingga
mempengaruhi ketersediaannya dan berarti akan menghambat kerja bakteri.
2. Bukti Ilmiah Ketidakefektifan Bakteri Rhizobium di Kedelai Tanah Masam
Hasil penelitian menunjukkan meskipun pada beberapa isolat rhizobium yang toleran
pada pH 4 mampu tumbuh optimal, tetapi harus ditambah 300 ppm Fe. Toleransi asam pada
beberapa strain Rhizobium dapat dimanipulasi dengan menambahkan Fe kadar tinggi, tetapi pada
tanah justru akan mengganggu kesetimbangan ketersediaan hara yg lain. Toleransi asam tidak
dipengaruhi oleh jenis tanah dan macam varietas tanaman inang, akan tetapi sangat ditentukan
oleh daya adaptasi genetis dan fisiologis bakteri. Ketidakefektifan penggunaan Rhizobium pada
kedelai di tanah masam karena perkembang Rhizobium endogen rendah dimana syarat minimal
populasi rhizobium endogen untuk dapat efektif menginfeksi akar kedelai adalah 1000 sel/gram
tanah yang efektif.
Pada penelitian lain penggunaan Rhizobium pada tanah masam menunjukkan bahwa
pembentukan jumlah bintil akar akan meningkat signifikan menjadi 2 kali lipat (66 bintil) per
tanaman Jika dilakukan penambahan dolomite 1,5 ton/ha (Rp. 1,300.000) dan bokashi 2 ton/ha
(Rp. 1.200.000) dengan total tambahan biaya untuk mengoptimalkan pembentukan bintil akar
oleh bakteri Rhizobium Rp. 2.500.000/ha. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan Rhizobium
pada tanah masam agar tumbuh optimal harus diikuti dengan penambahan biaya agro input
dolomite dan pupuk organi serta biaya aplikasinya dimana untuk daerah transmigrasi yang sulit
transportasinya akan menimbulkan biaya yang lebih besar sehingga tidak feasible.
Pada penelitian tersebut menunjukkan bahwa peningkatan pembentukan bintil akar akibat
inokulasi isolat Rhizobium dengan pemberian dolomite dan bokashi mampu meningkatkan kadar
N daun dibanding tanpa inokulasi terutama pada tanaman yang tumbuh pada tanah yang tidak
diberi amelioran. Peningkatan hasil yang diperoleh tidak signifikan dengan peningkatan biaya
penambahan input dolomite dan bokashi.
Peningkatan kadar N daun berdampak pada peningkatan kandungan klorofil, Namun pengaruh
inokulan dan amelioran terhadap jumlah polong isi dan hasil biji per tanaman tidak saling
berinteraksi.
C. SOLUSI MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KEDELAI DI LAHAN MASAM
TANPA Bakteri RHIZOBIUM
Menerapkan Teknologi Mikroba Google (merek Bio P2000Z, Phosmit & Ferre Soil)
Teknologi Hayati Bio Perforasi (Bio P 2000 Z) adalah teknologi produktivitas organic yang
dilindungi International dan Nasional Patent dengan nomor: PCT/ID 01/00003; paten nasional:
ID 0 000 438 S, ID 0063722, P20000367, P20000368, S2000073, S2000074 mendapatkan
anugerah yang diberikan dari Presiden R.I. yaitu KALYANAKRETYA UTAMA 2004 sebagai
suatu penghargaan kepada Ilmuwan nasional yang terunggul dan berjasa besar bagi Negara di
bidang teknologi pertanian dan agro industry yang karyanya bermanfaat, terbukti dan
terterapkan; dan Mendapatkan Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa (AKIL) 2009.
Teknologi Bio Perforasi adalah penggunaan “mikroba google” dalam budidaya secara
komprehenship dengan membentuk dan mengkondisikan keseimbangan ekologis alamiah
melalui sekumpulan jasa mikro-organisme unggul berguna yang dikondisikan, bersinergi dengan
mikroba alami indogenus. Teknologi Bio Perforasi diterapkan dengan mengaplikasikan Pupuk
hayati Bio P 2000 Z dan turunannya seperti Phosmit dan Ferre Soil hasil ramu dari kumpulan
mikro-organisme indegenus terseleksi bersifat unggul berguna yang dikondisikan agar dapat
hidup harmonis bersama saling bersinergi dengan kultur mikro-organisme local sinergistinya
yang mampu menghasilkan nutrisi dan unsur hara mikro dan makro yang berguna bagi mikroba
simbionnya dan komoditas budidaya.
Dengan adanya teknologi ini penggunaan penggunaan inokulan bakteri Rhizhobium
secara khusus dalam budidaya kedelai tidak diperlukan lagi karena fungsi Rhizobium yang
spesifik digantikan oleh sekumpulan bakteri fiksasi N yang hidup berasosiasi dengan tanaman
tanpa menginfeksi dan tanpa mengambil/mengurangi nutrisi hasil fotosintesis yang dihasilkan
oleh tanaman. Konsorsium mikroba ini disamping meningkatkan ketersediaan hara yang
diperlukan untuk tumbuh kembang tanaman juga meningkatkan ketahanan terhadap hama dan
penyakit sehingga tanaman lebih sehat dan produksi maksimal tanaman dapat tercapai.
Kemampuan teknologi ini mampu memacu pertumbuhan dan produksi kedelai lokal
menjadi tinggi mencapai 2,8 – 3,2 meter (seperti pohon) dengan lebat polong 1800 – 2300
polong/tanaman; pada tahun 2003 berhasil dikembangkan kembali pada kedelai lokal sehingga
mencapai ketinggian tanaman 4,5 Meter dan kedelai edamame 2,40 Meter dengan buah yang
cukup lebat. Dibanding teknologi konvensional (rhizobium) di lokasi yang sama kedelai ini hanya:
tinggi= 6,5 cm dan polong= 20–75 polong /tanamanPada tanaman kedelai di daerah masam.
Bukti rata-rata hasil kedelai di berbagai lahan di Indonesia dengan teknologi mikroba
google sebagai berikut:
• Kerawang 75 – 100 ha pola kedelai industri Deperindag 3,1 - 3,6 ton/ha
• Musi Rawas – Linggau 5 ha bersama LIPI dan Pemda 2,7 – 3,3 ton/ha
• Sukoharjo, Jateng, 50 ha (dipanen Dirjen Tan Pangan) 2,5 – 3,8 ton/ha
• Daerah lain (Mataram-NTT, Merauke, Jayapura, Nabire,) > 2,7 ton/ha
• Parit - Ogan Ilir Sumatera Selatan, bukaan baru 85 ha (2006) 1,8 - 4,3 ton/ha
• Pringsurat – Lampung 20 ha, (2011) 3,5 – 4,5 ton/ha
BUKTI PRODUKTIVITAS KEDELAI HASIL PENERAPAN TEKNOLOGI BIO P 2000 Z
Gambar. Akar kedelai dengan bintil akar bakteri rhizobium lokal yang diaplikasi Bio P 2000 Z
tanpa aplikasi Rhizobium komersial khusus dan performa polong kedelai yang terbentuk.